This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Asus Lamborghini Eee PC VX6


Review Asus Lamborghini Eee PC VX6



Bila mobil sport idaman masih sebatas impian, memiliki netbook bernuansa balap ini mungkin bisa
memuaskan angan yang terpendam. 

Kalau selama ini kita cukup bosan melihat produk netbook atau notebook yang berpenampilan nyaris seragam dan “itu-itu” saja, kini saatnya melirik produk yang berbeda. Misalnya, netbook dalam tema tertentu yang disesuaikan dengan selera pasar. Salah satu produk semacam itu adalah EeePC VX6 yang dilabeli Automobili-Lamborghini, produsen mobil sport mewah asal Italia.

Desain VX6 terinpirasi dari mobil sport Lamborghini Murcielago LP460. Anda yang doyan game mobil tentu hafal dengan karakter Murcielago dengan tenaga mesin amat impresif dan desain kental bernuansa sport. Citra inilah yang diusung Asus VX6. Cover dan setiap detail fisik dibuat seirama dengan kontur Murcielago. Dengan mudah kami mengenali bentuk spoiler, kap, dan ciri khas interior Murcielago yang hadir dengan potongan menyudut yang khas.

Meskipun ditonjolkan dengan aura balap yang kental, VX6 ala Lamborghini ini tidak mengusung spesifikasi kencang kelas notebook. Ya, VX6 hanyalah netbook dengan Atom D525 1,8 GHz yang lebih tepat untuk komputasi ringan. Namun CPU Atom dual-core seri D yang dipakai perangkat ini sebenarnya merupakan kelas tertinggi Atom, VX6 agaknya memakainya untuk menghadirkan netbook yang berkinerja cepat. Untunglah kombinasi memori DDR3 4 GB di netbook berlayar 12” ini memberikan tenaga tambahan yang berarti.

Agar kemampuan grafisnya bisa secitra dengan atmosfir balap, VX6 memakai 2 chip grafis: jenis terintegrasi lewat Intel GMA 3150 dan jenis terpisah dengan nVidia Ion. Dengan teknologi Optimus dari nVidia, manajemen daya diatur sesuai keperluan. Saat ingin “ngebut” dengan tampilan grafis 3D, chip grafis dialihkan ke Ion dan akan kembali ke onboard Intel GMA saat menjalankan aplikasi Office. Sistem dual grafis ini membuat daya baterai dikonsumsi sesuai kebutuhan/aktivitas pemakainya.

Meskipun penampilannya terkesan “wah”, ada sebuah kelemahan yang sedikit menggangu di netbook berbobot 1,5 kg ini. Mungkin karena terbiasa dengan tata letak keyboard konvensional, kami sedikit canggung menggunakan keyboard dengan layout unik yang sepertinya biasa dipakai di Eropa. Ini terlihat pada beberapa perbedaan karakter dan simbol dengan posisi berbeda. Sebagai contoh, posisi karakter @ dan # yang diubah ke dekat tombol Enter. Namun tentu saja ini hanya masalah ketidakbiasaan bukan?
(Deny Prasetyo)
****
Dalam hal kinerja, menggunakan VX6 sebenarnya tak jauh berbeda dengan netbook dual-core di kelas yang sama. Tapi harus diakui bahwa netbook bergaya Lamborghini ini mencitrakan kelas yang mewah sesuai popularitas si pabrikan mobil mewah tersebut. Kerennya lagi, setiap dinyalakan akan terdengar deru mesin Murcielago yang akan membuat rekan di sekitar melirik kagum. Jika memang mencari netbook yang mementingkan gaya sportif yang berbeda, Lamborghini VX6 akan mewakili semangat tersebut


Hasil Pengujian


Skor yang cukup setanding membuat Acer Aspire 4253 (berbasis AMD E-350/APU-Zacate) kami bandingkan dengan VX6. Hasilnya, kinerja rata-rata aplikasi office-nya berselisih tipis. Namun VX6 lebih menonjol pada sisi olah grafis dan video. Chip GPU Ion dan RAM DDR3 yang besar amat berperan dalam hal ini. Dari sisi daya tahan baterai, VX6 (5200 mAh) harus “mengalah” pada Aspire 4253 (4400cmAh). Pasalnya, VX6 memanfaatkan CPU yang bukan dikhususkan untuk perangkat mobile.
Pengujian
Acer Aspire 4253
Asus Eee PC VX6
Sysmark 2007 v1.06
52
47
Cinebench R11.5
0,46
0,60
3DMark 2006
2276
2673
Encoding video
46 menit 12 detik
33 menit 10 detik
Encoding audio
4 menit 17 detik
8 menit 18 detik
Daya Tahan Baterai
Memutar HD Video
3 jam 7 menit
2 jam 51 menit
Battery Eater
5 jam 24 menit
4 jam 11 menit


Spesifikasi Asus Lamborghini Eee PC VX6
Prosesor
Intel Atom D525 (1,8 GHz, 1 MB L2 cache, FSB 800 MHz)
RAM
4 GB, DDR3 667 MHz
Chipset
Intel NM10 Express
Kartu Grafis
Intel GMA3150 256 MB + nVidia Ion 512 MB
Harddisk
320 GB SATA
Optical drive
Tidak ada
Fasilitas
WiFi b/g/n, LAN, Bluetooth 3.0, card reader (3-in-1), USB 2.0 (1), USB 3.0 (2), HDMI, webcam 1,3 MP, VGA-out.
Layar
12,1 inci - resolusi 1366x768 pixel
Kartu suara
Realtek ALC269 HD audio
Sistem Operasi
Windows 7 Home Premium
Baterai
Li-ion 5200 mAh
Dimensi
29,6x20,5x(2,5-4,1) cm
Bobot
1,56 kg
Garansi
1 tahun
Situs Web
Harga kisaran*
US$709
* Asus Indonesia, (021) 4587-8055; Minggu pertama April 2011


Touchpad
Bergaya Glossy

Karakter touchpad di VX6 senada dengan desain Lamborghini yang terlihat mewah. Tidak mengherankan bila area ini hadir dengan gaya glossy. Namun indikator LED kecil yang diletakkan di bawah membuat statusnya menjadi kurang terlihat jelas.


USB 3.0 Jika sebagian netbook umumnya menyediakan 1 port USB 3.0, di VX6 sudah tersedia 2 port. Setidaknya ini menggambarkan kesiapan netbook menerima banyak peranti dengan USB 3.0 (SuperSpeed).



USB Charge+

Lewat tool Asus USB Charge+, Anda bisa menentukan apakah port USB 2.0 di sebelah kiri diaktifkan untuk mengisi gadget berbasis USB. Ada 2 mode yang tersedia: dengan adapter dan tanpa adapter.





Plus
     : Desain bergaya sport; RAM besar; kinerja grafis lumayan; ada USB 3.0 dan Bluetooth 3.0; ada Instant Boot.
Minus : Tanpa drive optis; harga agak mahal; tata letak keyboard tidak biasa.

Skor Penilaian
- Kinerja             : 4
- Fasilitas          : 4,25
- Penggunaan   : 4,25
- Harga              : 2,5
- Skor total        : 3,83

Asus RoG G73

Review Asus RoG G73

Untuk Gaming Mantap
Khusus untuk segmen gaming yang spesial, Asus mendesain notebook ini dengan komponen kelas atas yang siap untuk apa saja. 

Gamer di mana pun di dunia ini selalu mengidolakan rig (sistem) yang hebat, baik pada kelas desktop maupun notebook. Khusus untuk notebook, mungkin pangsanya terbilang sempit. Namun kenyataan ini tak menyurutkan sebagian produsen untuk menghadirkan produk khusus gaming (yang kerap dibanderol dengan harga cukup “gila”), seperti halnya RoG G73 besutan Asus kali ini.

Wujud luar notebook yang satu ini memang “sangar” dengan warna serba hitam dan desain yang diilhami oleh pembom siluman F17 Stealth. Sebenarnya, ada 2 tipe Gaming Series terbaru ini: G53SW dengan layar 15,6” dan G73SW dengan layar 17,3”. Kebetulan kami berkesempatan mencicipi model kedua yang mengusung spesifikasi paling top di kelasnya. Top? Ya, mulai dari penggunaan CPU 4 inti kelas SandyBridge i7-2630QM, ukuran layar 17,3” (mendukung resolusi Full-HD), chip grafis GeForce GTX 460M dengan RAM 1,5 GB sampai dipakainya memori DDR3 berkapasitas 8 GB. Jelas bukan notebook kacangan” bukan?

Ternyata rangkaian komponen hebatnya masih berlanjut. Karena diposisikan sebagai notebook untuk gaming yang serba kuat, Asus juga memasangkan peranti kelas atas. Sebut saja drive Blu-ray 4x Combo (pembaca Blu-ray plus DVD-writer) dan webcam 2 megapixel. Gamer tentu saja menyukai peranti terbaik yang belum tentu ada di notebook konvensional. Kerennya lagi, storage di G73 dibuat secara hibrida di mana harddisk cakram 500 GB dipadankan dengan SSD 500 GB. Peran SSD akan sangat terasa manakala sistem menjalankan aplikasi yang melakukan banyak aktivitas baca-tulis dari dan ke storage.

Dengan muatan serba kuat, tidak mengherankan jika G73 menjadi notebook gaming idaman. Namun, Asus ternyata tak mau tampil tanggung. Sebuah paket 3D Vision yang menyertakan kacamata 3D dari nVidia turut dibundel. Selain itu, tampilan 3D di notebook ini juga baik berkat kolaborasi grafis GTX 460N dan LCD Full-HD yang sanggup menampilkan gambar sampai 120 frame per detik. Jika layar kurang lebar, pindahkan saja output audio-video ke LCD TV via koneksi HDMI. Kelengkapan 3D ini jelas makin menyempurnakan gelar G73 sebagai notebook gaming yang mumpuni meski harganya juga tergolong tinggi (di atas US$2000). Paketnya menyertakan sebuah backpack untuk membungkus notebook berbobot tak kurang dari 4 kg ini.
(Deny Prasetyo)
****
Jika Anda memang maniak gaming atau membutuhkan notebook super serba lengkap, G73 memang merupakan salah satu pilihan bagus. Desain siluman, feature lengkap, dan kinerja di atas rata-rata merupakan data daya tariknya. Paling tidak, dalam 2-3 tahun mendatang, notebook seperti ini tak bakal gagap mengadaptasi game baru, yang terus bermunculan.

Hasil Pengujian
Karena kami belum mendapat notebook sekelas dengan CPU SandyBridge, produk ini kami bandingkan dengan HP Pavilion dv6 berprosesor i7-Q720 1,6 GHz dan memori DDR3 6 GB. Agak mengherankan melihat skor Cinebench di HP yang sedikit lebih baik. Asus G73 terlihat lebih gegas pada aplikasi harian dan rendering 3D oleh GPU. GTX 460M memang menunjukkan kelasnya di sini. Sayangnya, durasi baterai yang pendek merupakan kelemahan yang mencolok.
Pengujian
HP Pavilion dv6
Asus RoG G73SW
Sysmark 2007 v1.06
162
199
Cinebench R11.5
2,77
2,37
PCMark Vantage
5678
8040
3DMark Vantage
1301
8379
Encoding video
8 menit 37 detik
4 menit 44 detik
Encoding audio
1 menit 31 detik
1 menit 18 detik
Daya Tahan Baterai
Memutar HD Video
1 jam 2 menit
1 jam 32 menit
Battery Eater
2 jam 14 menit
2 jam 37 menit


Spesifikasi Asus RoG G73SW-91073V
Prosesor
Intel Core i7-2639QM (2 GHz quad-core, 6 MB L3 cache)
RAM
8 GB, DDR3 PC3-1066
Chipset
Intel HM55 (Arrandale)
Kartu Grafis
GeForce GTX 460M 1,5GB
Harddisk
500 GB SATA II + 500 GB SSD
Optical drive
Blu-ray Combo
Fasilitas
WiFi b/g/n, LAN, card reader (8-in-1), Bluetooth 2.1 + EDR, USB 2.0 (3), USB 3 (1), VGA-out, HDMI, Webcam 2MP.
Layar
17,3” resolusi 1920x1080 pixel
Kartu suara
Realtek ALC269
Sistem Operasi
Windows 7 Ultimate 64-bit
Baterai
5200 mAh
Dimensi
42x32,7x(3-5,3) cm
Bobot
4,06 kg
Garansi
2 tahun
Situs Web
Harga kisaran*
US$2199
* Asus Indonesia, (021) 4586-5050 Minggu pertama Maret 2011



Subwoofer

Untuk menggelegarkan audio, ditanamkan sebuah subwoofer di bagian bawah notebook. G73 sendiri memakai speaker Altec Lansing dan pengolah audio Creative Audigi HD.  





3D Vision

Kit 3D Vision nVidia meliputi kacamata 3D, transmitter, dan kabelnya. Kit ini saja berharga sekitar Rp2 juta.





Landai

Struktur unit utama dan keyboard dibuat melandai dengan kemiringan 5 derajat. Lapisan handrest yang mirip karet juga terasa pas sebagai wadah telapak tangan.




Plus
    
: Desain keren; layar besar dan Full-HD; kinerja tinggi; fasilitas cukup lengkap; audio impresif; displai 3D.
Minus : Harga mahal; tanpa slot Express Card dan FireWire; daya v baterai pendek.

Skor Penilaian
- Kinerja             : 4,75
- Fasilitas           : 4,25
- Penggunaan    : 4,25
- Harga               : 1.5
- Skor total         :  3,87

Mainboard ASRock P67 Pro3

ASRock P67 Pro3 with B3 Upgrade



 
ASRock, perusahaan ini mulai menempatkan diri pada posisinya dengan menciptakan produk-produk yang berkualitas. Dan untuk menyambut kehadiran chipset Intel terbaru yaitu Sandy Bridge, ASRock pun tidak ingin kalah dengan para pesaingnya dengan menciptakan motherboard Intel socket LGA1155 dengan nama ASRock P67 Pro3.
ASRock P67 Pro3 dibanderol dengan harga yang cukup ramah di kantong, yaitu di bawah 1,5 juta rupiah. Dengan harga yang cukup ramah ini berarti harus ada fitur yang terpotong, ASRock P67 Pro3 hanya memiliki 1 buah slot PCI-e 16x. Bagi Anda para â€Å“average gamers” tentunya hal ini tidak menjadi masalah, tapi bagi para â€Å“extreme gamers” yang ingin menggunakan teknologi SLI atau CrossFire tentunya hal ini akan menjadi pertimbangan. Dengan berbalut box berwarna silver minimalis, memberikan kesan elegan dan berbeda dengan desain box dari produk lain, mengingat box adalah hal pertama yang dilihat ketika melihat ASRock P67 Pro3, ASRock sepertinya mengetahui akan point penting ini.
Motherboard ini men-support memory sampai kecepatan 1333 MHz dual channel, tetapi ASRock menyatakan bahwa P67 pro 3 sanggup menggunakan RAM sampai kecepatan 2133 MHz dengan metode overclock. Jadi walaupun Anda menggunakan RAM dengan kecepatan diatas 1333 MHz, tanpa overclocking sistem tetap akan membaca bahwa RAM yang Anda gunakan berkecepatan 1333 MHz.
Dan untuk urusan memory, ASRock P67 Pro3 memberikan 4 socket memory, dimana maksimal kemampuannya dapat menerima memory sampai sebesar 32Gb dimana apabila pada masing-masing socket terdapat memory 8Gb.
Menuju pada bagian board dari ASRock P67 Pro3, pada penampang utamanya terlihat terdapat 6 buah slot SATA, dengan konfigurasi 4 buah slot SATA2 dengan warna biru, dan 2 buah slot SATA3 dengan warna putih. Berbeda dengan beberapa motherboard ber-chipset P67, ASRock menyediakan slot untuk floppy yang sudah banyak ditinggalkan oleh beberapa produsen motherboard lainnya.
ASRock P67 Pro3 juga menyediakan 12 slot USB 2.0, sebuah angka yang cukup fantastis, dimana pada panel belakang terdapat 6 buah slot, dan 6 buah lagi terdapat pada header yang terdapat pada board. Selain itu untuk urusan USB, ASRock juga menyediakan 3 buah slot USB 3.0 berdampingan dengan slot USB 2.0 yang terdapat pada panel belakang.
Untuk memanjakan telinga Anda, ASRock mempercayakan Realtek dalam urusan chip suara. Dengan berbekal Realtek ALC892 Codec Anda dapat menikmati kualitas suara HD walaupun dengan soundcard onboard, cukup menarik.
Menilik lebih lanjut pada panel belakang, terdapat konektor PS/2 utnuk mouse dan keyboard, tombol clear CMOS eksternal, output SPDIF coaxial dan optical, 6 buah USB 2.0, port e-Sata 600, 2 buah USB 3.0,1 buah port gigabit Ethernet, dan output audio 7.1, sayangnya tanpa port firewire.
Bagi Anda yang tertarik akan overclocking, pada ASRock P67 Pro3 terdapat sebuah fitur bernama C.C.O (Combo Cooler Option) yang memungkinkan Anda untuk menggunakan heatsink prosesor lama Anda yang dulunya kompatibel pada motherboard dengan socket 775.
Jadi, bagi Anda yang tertarik untuk menyambut teknologi terbaru dari Intel yaitu Sandy Bridge, ASRock P67 Pro3 dapat menjadi pilihan yang tepat untuk bersanding dengan prosesor Intel Sandy Bridge pilihan Anda. Dengan harga yang cukup terjangkau tentunya ada beberapa fitur yang harus terpotong, tetapi hal tersebut akan tergantikan dengan performa khas ASRock yang menjanjikan, fitur yang melimpah dan software bawaan yang menarik. Apalagi kini ASRock P67 Pro3 sudah mendukung teknologi B3 yang menyelesaikan permasalahan SATA pada chipset Sandy Bridge keluaran awal.

Acer GD245HQ

Acer GD245HQ, Revolution for Gamers


 
Demam 3D sepertinya sedang melanda dunia beberapa waktu terakhir ini, mulai dari film ataupun video game semua memberikan pilihan untuk dinikmati dalam format 3D. Beberapa waktu terakhir 3D hanya dapat disaksiksan di layar lebar saja, tetapi sekarang mulai merambah ruang keluarga Anda dan bahkan terakhir mulai menjajah meja komputer Anda. Monitor 3D yang siap menjajah meja komputer Anda salah satunya dibawa oleh pabrikan Acer dengan seri terbarunya yaitu Acer GD245HQ.
Monitor 3D ini dibanderol dengan harga 4 jutaan, harga ini jauh lebih murah dibandingkan harga TV 3D saat ini. Dipersenjatai dengan koneksi D-Sub, DVI dan HDMI, memiliki layar berukuran 24 inci, dan resolusi maksimal sebesar 1920 x 1080, Acer GD245HQ berukuran cukup besar dan mampu menampilkan resolusi Full-HD.
Acer GD245HQ memiliki desain yang boleh dibilang sedikit berbeda dengan monitor pabrikan lain. Beberapa pabrikan monitor lain mendesain produknya dengan sentuhan lembut dan elegan. Tetapi tidak dengan Acer GD245HQ, monitornya sendiri berbentuk kotak tegas. Dan desainnya yang tegas tadi tidak hanya berhenti di monitor saja, kaki penyangga nya pun berdesain macho, berwarna orange dan abu-abu, desain dari penyangga monitor ini sekilas terlihat seperti kaki sebuah Wanzer pada video game Front Mission.
Pada monitor PC, biasanya hanya memiliki refresh rate sebesar 60Hz. Tetapi untuk monitor 3D, refresh rate bisa 2 kali lipat dari monitor biasa, yaitu sebesar 120Hz. Semakin besar refresh rate biasanya membuat mata menjadi cepat lelah untuk menatap monitor dalam jarak dekat. Tetapi tidak untuk Acer GD245HQ, ternyata berlama-lama menatap monitor ini sama seperti Anda menatap monitor biasa dengan refresh rate 60Hz. Untuk dapat menampilkan efek 3D pada video game, tentunya Anda harus memiliki kartu grafis yang mumpuni dan sudah men-support teknologi 3D seperti nVidia dengan 3D vision nya. Dan tentunya seperti biasanya, tidak lupa Anda juga harus menggunakan kacamata 3D, baik dari pabrikan nVidia ataupun pabrikan lain untuk dapat menikmati efek 3D dari monitor ini.
Mengenai kualitas gambar, untuk gambar 3D, Acer GD245HQ benar-benar menunjukan kualitasnya. Untuk game bergenre 1st person shooting dan racing, efek 3Dnya begitu terasa. Warna yang dihasilkan Acer GD245HQ juga sangat hidup dan jernih. Walaupun berjudul untuk gamers, ternyata untuk memutar film dengan format 3D pun sama baiknya dengan ketika ujicoba menggunakan video game. Tetapi bagaimana dengan kualitas gambar ketika digunakan untuk memproses gambar yang bukan 3D? Secara keseluruhan, berkat refresh rate nya yang cukup besar, kualitas gambar dari Acer GD245HQ terlihat lebih bagus beberapa tingkat di atas monitor standar, tetapi kualitas gambar pada format 2D dari Acer GD245HQ masuk ke dalam golongan bagus tetapi bukan yang terbaik.
Kesimpulan dari Acer GD245HQ, untuk saat ini monitor PC dengan dukungan 3D memang tidak banyak, tetapi boleh dibilang Acer GD245HQ dapat menjadi rekomendasi apabila dilihat dari segi harga dan fitur yang ditawarkan. Bagi Anda yang ingin bertualang menikmati pengalaman yang lebih dalam bermain video game, monitor ini dapat menjadi sahabat mata Anda, refresh rate nya yang sebesar 120Hz tidak membuat mata lelah dan membuat betah berlama-lama menikmati game atau film dengan kualitas 3D. Jadi, siapkan diri Anda menikmati hiburan masa depan, dan siapkan juga diri Anda untuk merasakan sensasi peluru nyasar yang langsung keluar dari monitor Anda dengan Acer GD245HQ.

Thermaltake Armor A30

Thermaltake Armor A30, Si Kecil Raja Pesta

Posted: 15 Jul 2011 09:35:50 Viewed: 2450 time(s)
 
Anda seorang penggemar LAN Party? Atau Anda hanya membutuhkan chassis yang compact namun dapat memuat komponen Anda yang cukup high-end? Thermaltake memiliki chassis yang tepat untuk Anda, yaitu Thermaltake Armor A30. Diantara seri Thermaltake Armor, seri A30 ini memiliki dimensi yang paling kecil dibanding seri Armor lainnya, dan tergolong dalam kategori mini chassis. Tetapi berbeda dengan mini chassis lainnya yang memiliki keterbatasan tempat, Thermaltake menjanjikan kalau Armor A30 ini sanggup untuk menelan komponen PC dengan performa tinggi yang biasanya cukup banyak menyita tempat. Penasaran dengan kemampuan Thermaltake Armor A30? Berikut sepak terjangnya.
Nama Armor sepertinya cocok bagi chassis ini. Desain dari Thermaltake Armor A30 ini menyerupai  bentuk sebuah armor bulletproof berwarna hitam, sepertinya Thermaltake ingin mengedepankan kesan kuat pada chassis kecil ini.
Secara eksterior, Thermaltake mengemas Armor A30 dengan sangat menarik. Hampir pada keseluruhan body dari chassis ini terdapat metal mesh untuk mengoptimalkan airflow. Menilik pada bagian depan dari Thermaltake Armor A30, terdapat 3 buah expansion slot yang terdiri dari 2 buah slot 5.2 inchi untuk optical drive dan 1 buah slot 3.5 inchi untuk Anda yang masih menggunakan floppy drive dan bisa juga digunakan sebagai slot untuk fan controller. Masih pada bagian depan Anda dapat melihat terdapat 1 buah slot USB 2.0, jack audio, 1 buah slot USB 3.0, 1 buah slot eSATA serta tombol power dan reset untuk mengaktifkan sistem Anda.
Berpindah pada bagian samping, terdapat acrylic window pada sisi kiri dan kanan untuk memamerkan jeroan PC Anda. Hal ini semakin membuktikan bahwa chassis ini memang  diciptakan untuk menemani Anda berpesta, karena siapa yang tidak ingin ber show-off ria ditengah keramaian pesta.
Terdapat hal yang cukup menarik pada bagian belakang dari Thermaltake Armor A30 ini, yaitu Anda dapat langsung melihat bahwa chassis mini ini dapat bersanding dengan full size ATX power supply, kabar yang cukup menggembirakan mengingat kebanyakan chassis berukuran mini hanya dapat bersanding dengan power supply dengan bentuk khusus. Kemudian masih pada bagian belakang, Anda akan menemukan 2 buah kipas berukuran 60mm dengan kecepatan 1500 rpm yang akan membuang panas dari sistem Anda, dan tempat untuk motherboard terletak pada bagian paling bawah dari chassis ini.
Karena berawal pada produk pengusir panas, sepertinya Thermaltake cukup mengerti bagaimana mengusir panas yang akan mengusik komponen Anda. Pada bagian atas terdapat kipas dengan ukuran yang tidak tanggung-tanggung, sebesar 230mm. Cukup besar untuk seukuran chassis sekecil ini.
Menengok pada bagian dalam dari Thermaltake Armor A30, Anda akan menemukan sebuah fitur yang akan sangat memudahkan Anda ketika melakukan perakitan komponen PC Anda. Chassis mini ini sudah menganut sistem modular, berarti setiap tray yang terdapat pada chassis ini dapat dilepas, dan setelah Anda selesai memasang komponen Anda, tinggal pasang kembali tray tersebut, sangat menarik.
Walaupun kecil, ternyata Thermaltake Armor A30 mampu menyimpan cukup banyak komponen di dalam perutnya. Selain mampu menelan full size ATX power supply, chassis ini juga dapat menelan 2 buah HDD 3.5 inchi yang pada tray-nya dilengkapi dengan fitur anti-vibration, kemudian Thermaltake Armor A30 ini mampu menyimpan Motherboard berukuran mini-ITX/Micro-ATX, 2 buah HDD 2.5 inchi atau mungkin SSD bagi Anda yang mempercayakan SSD sebagai media penyimpanan Anda. Dan yang terakhir Thermaltake Armor A30 mampu menangani VGA card sekelas AMD HD6990 yang terkenal dengan ukurannya yang cukup menyita tempat.
Sayangnya, Thermaltake tidak menyediakan alat untuk menjinjing chassis ini ketika akan diajak untuk bepergian. Tetapi Anda tidak perlu khawatir, ukuran dari chassis ini masih muat untuk dibawa dalam gendongan Anda.
Bagi Anda penggemar LAN party, pastinya sangat merepotkan apabila harus membawa chassis mid-tower ke arena pesta Anda, dan Thermaltake sangat mengerti akan kebutuhan ini. Apalagi dengan muatnya berbagai macam komponen kelas kakap di dalam chassis mini ini. Jadi tunggu apalagi, siapkan persenjataan Anda, dan mari ramaikan pesta!

MSI N560GTX Ti-Hawk

MSI N560GTX Ti-Hawk, The Power of 950MHz

Posted: 22 Jun 2011 15:48:25 Viewed: 2219 time(s)
 
Yang dinanti-nanti telah tiba, akhirnya MSI telah menerbitkan graphic card nVidia GeForce N560GTX-Ti Hawk. Sebenarnya seberapa istimewakah tambahan kata Hawk ini pada graphic card MSI GTX 560 Ti besutan MSI? Seperti pada beberapa varian graphic card besutan MSI sebelumnya, embel-embel Hawk ini menunjukan bahwa graphic card tersebut merupakan tingkatan yang lebih tinggi dari sebuah seri. Sebagai contoh, untuk nVidia GeForce GTX560-Ti, MSI sudah merilis beberapa varian N560GTX-Ti sebelumnya dan tentunya varian terakhir akan muncul dengan spesifikasi tertinggi, dan pasti akan mendapat tambahan pangkat Hawk tersebut.
Graphic card yang dibanderol dengan harga dibawah 3 juta ini memiliki beberapa kelebihan. Pada MSI N560GTX-Ti Hawk, Anda tidak perlu repot-repot melakukan overclock untuk menaikan performa graphic card Anda, karena MSI sudah melakukannya untuk Anda, dan overclock yang dilakukan MSI untuk graphic card ini cukup maksimal. Sebagai perbandingan, MSI N560GTX-Ti Twin Frozr II, memiliki kecepatan core clock sebesar 822 MHz. Kemudian MSI membesut seri N560GTX-Ti Twin Frozr II lagi tetapi kali ini dengan tambahan OC yang berarti MSI sudah melakukan overclock pada graphic card ini, sehingga kecepatannya menjadi 880 MHz, terlihat meningkat tajam dibanding seri sebelumnya. Dan kini MSI kembali melakukan overclock yang lebih maksimal, sehingga MSI N560GTX-Ti Hawk memiliki kecepatan core clock yang cukup fantastis, yaitu 950 MHz.
Mengenai desain, MSI N560GTX-Ti Hawk tidak jauh berbeda dengan seri graphic card berpendingin Twin Frozr besutan MSI lainnya, perbedaan hanya terdapat pada casing kipas berbentuk kotak dengan tambahan aksen hitam-merah pada pojok kiri bawah dari graphic card ini. Untuk koneksi, MSI N560GTX-Ti Hawk memiliki 2 buah slot DVI dan 1 buah slot mini HDMI. Berikut spesifikasi singkat dari MSI N560GTX-Ti Hawk:
-      Engine Clock Speed: 950 MHz
-      Memory Provided: 1Gb DDR5
-      Memory Bus: 256bit
Untuk pengujian dari MSI NGTX560-Ti Hawk, menggunakan desktop PC dengan spesifikasi:
-      Prosesor: Intel i7 920 @ 3.60GHz
-      Motherboard: ASUS P6X58D-E
-   Cooling: Noctua NH-U12P SE 1366
-      Memory: Mushkin Redline DDR3 1600MHz
-      PSU: Mushkin 800 watt Modular Power Supply
Pengujian menggunakan 3 buah video game, yaitu 2 buah game dengan genre 1st person shooter dengan judul Alien VS Predator dan Call of Duty: Modern Warfare 2. Kemudian berlanjut dengan 1 buah game 3rd person  shooter dengan judul Just Cause 2. Ketiga game tersebut dipilih karena game tersebut membutuhkan spesifikasi yang cukup berat untuk dapat menampilkan performa yang optimal. Ketiga game ini di set dengan konfigurasi:
-      4xAA
-      16xAF
-      Texture Quality =  Very High
Dari hasil uji coba, didapat hasil untuk masing-masing resolusi dengan perhitungan menggunakan satuan FPS (Frame per Second), dimana semakin banyak FPS yang didapat semakin baik nilainya.






Walaupun dengan game yang membutuhkan spesifikasi cukup berat, MSi N560GTX-Ti Hawk dapat menunjukan performa yang cukup optimal, kecuali pada game Alien VS Predator yang diset pada resolusi 2560x1600 dimana hanya mendapatkan 20 FPS saja.
Pengujian dilanjutkan dengan mengukur temperatur dari N560GTX-Ti, dimana pengujian temperatur ini sangatlah penting mengingat panas yang berlebih pada komponen PC dapat merusak hardware secara permanen. Pengujian temperatur menggunakan konfigurasi sebagai berikut:
-      Monitoring dengan software MSI Afterburner
-      15 menit pada posisi load
-      20 menit pada posisi idle
-      Temperatur di ukur dengan satuan derajat celcius.
Dan dari hasil ujicoba temperatur, NGTX560-Ti Hawk mendapatkan hasil sebagai berikut:






Terlihat bahwa fan non-reference dari MSI N560GTX-Ti Hawk benar-benar dapat mengusir panas dengan sempurna. Walaupun graphic card ini sudah di overclock hingga 950Mhz, tetapi suhu untuk posisi idle hanya 28 C, dan ketika bekerja keras hanya menyentuh di angka 64 C. Tetapi angka ini didapat apabila chassis desktop Anda memiliki airflow yang cukup memadai.
Kesimpulan yang didapat, akhir-akhir ini MSI sepertinya sudah menancapkan kukunya dalam memproduksi komponen yang berkelas. Termasuk pada graphic card N560GTX-Ti Hawk ini. Dengan performa menawan dan sistem pendingin yang optimal, MSI N560GTX-Ti Hawk sangat direkomendasikan bagi Anda yang menginginkan kualitas grafis yang optimal dengan harga yang tidak begitu menguras kantung.

Rivew ASUS EEPC 1201T


ASUS dapat dibilang sebagai pelopor notebook mini atau yang sering kita sebut netbook. Banyak netbook keluaran ASUS yang tidak hanya asal memenuhi 'syarat' netbook. Salah satunya adalah ASUS 1201T. 
Sebagai bagian dari level netbook, 1201T tentu tidak luput dari anggapan berukuran kecil dan berperforma rendah. Sayangnya anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar.
Desain ASUS 1201T mengusung konsep 'Seashell' yang menyerupai kulit kerang. Desain Seashell ini merupakan senjata ampuh ASUS dalam ajang pamer body di kelas netbook. Menurut situs resminya, 1201T memiliki 4 warna, Hitam, Silver, Merah, dan Biru. Sementara ini yang ada di pasaran hanya warna Hitam dan Silver. Jika kita angkat layarnya akan terlihat sederetan tuts keyboard cantik mirip seperti MacBook, deretan tutsnya tidak saling menempel. ASUS menamakannya Chiclet Keyboard. Di sisi kanan dan kiri terdapat beberapa port standar. Sebelah kanan ada 2 buah port USB yang saling berjauhan, jack earphone/mic 3,5 inch dan port RJ-45. Sebelah kiri terdapat 1 port USB,port D-Sub, dan tentunya port charger.
Yang agak mengganggu adalah desain touchpad yang kecil dan tombol klik kiri/kanan yang keras. Untuk mengurangi sisi minus tersebut, ASUS menghadiahkan fitur multi touch. Walaupun tidak semulus Macbook, paling tidak cukup mengobati rasa kecewa karena kerasnya tombol klik.
Dari kesemua ciri fisik yang sudah disebutkan, yang paling menonjol adalah ukuran LCD-nya. ASUS sedikit bergeser dari kebanyakan netbook yang hanya memiliki ukuran LCD sebesar 10 inch. Yang dimiliki oleh 1201T adalah layar LCD berukuran 12 inch dengan resolusi HD sebesar 1366 x 768. Dengan layar LCD dan resolusi sebesar itu tidak membuat mata pengguna cepat lelah. Apalagi pemilihan LED backlit yang cenderung lebih lembut tingkat kecerahan warnanya.
Kebanyakan netbook menggunakan prosesor Intel Atom, tapi kali ini ASUS tidak memilihnya. ASUS menggunakan prosesor milik AMD, Neo MV40 sebesar 1.6GHz. Memori yang digunakan juga lebih besar dari kebanyakan, yaitu 2GB yang sayangnya masih DDR2. Yang cukup menggiurkan adalah adanya VGA ATI Radeon 3200. Memang kecil, tetapi sudah cukup untuk bermain game 3D ringan. Hard drive yang berukuran 320GB rasanya sudah lebih dari cukup untuk penggunaan yang sekedar mengetik atau pun browsing. Dengan layar LCD 12 inch dan resolusi HD, akan memanjakan mata ketika menonton film HD. Klaim dari ASUS, 1201T dapat memainkan film HD hingga resolusi 1080P. Di sinilah manfaat sebenarnya memiliki hard drive besar untuk penyimpanan file berukuran raksasa. Untuk mendukung keperluan browsing, 1201T menyiapkan Wi-Fi dengan spesifikasi 802.11 b/g/n. Baterai yang digunakan sudah memakai 6-cell. Seperti kebanyakan netbook, ASUS 1201T juga tidak menyediakan DVD drive.
Berbicara performa, ASUS 1201T menyediakan software Eee Super Hybrid Engine V2.10. Software ini berguna untuk mengatur performa, berdasarkan  4 pilihan, yaitu Auto Mode, Power Saving Mode, High Performance Mode, dan Super Performance Mode. Semakin tinggi pilihan, semakin boros penggunaan baterai.
Suara? Jangan berharap dari speaker netbook. Meskipun tertera stiker SRS Premium True-to-life 5.1 Surround Audio, tetap saja suaranya garing. Solusinya jelas menggunakan earphone ataupun speaker berkualitas, karena sound card yang disediakan sudah mendukung HD.
Seperti yang sudah diutarakan di atas, penggunaan VGA ATI 3200 256MB sangat berpengaruh dalam bermain game. Game 3D ringan dapat ditangani dengan baik. Salah satu pengujian menggunakan game Point Blank. Resolusi 1366 x 768 dapat dimainkan dengan nyaman, meski pada settingan grafik terendah. Pro Evolution Soccer 2010 pun dapat dimainkan, sayangnya hanya dapat menjangkau resolusi terendah dan settingan grafik terendah. Itupun masih ada lag.
Meskipun penggunaan baterai 6-cell menjanjikan masa hidup yang lama, tetapi sayangnya tidak demikian. ASUS 1201T hanya sanggup bertahan 3.5 jam. Cukup sesuai dengan performa yang ada.
Dengan harga tidak sampai 4 juta, kita sudah dapat membawa pulang netbook ini. Dengan harga seperti ini ASUS tidak menyediakan sistem operasi. Jadi kita mesti membelinya secara terpisah.
Dari spesifikasi yang disediakan, ukuran layar yang cukup lega, performa yang di atas rata-rata di kelas netbook, dan harga yang tidak terlampau mahal, netbook ini sangat pantas dimiliki bagi orang yang membutuhkan komputer jinjing ringan dengan performa bagus tanpa mengurangi kenyamanan di mata. (hirzi)